Bisnis game lokal terus berkembang. Seolah tak mau kalah dari game
asing, develepor game lokal terus berinovasi menelurkan karya-karya
terbaru mereka. Salah satu developer game lokal yang cukup terkenal
adalah Agate Studio.
Berdiri sejak tahun 2009. developer gim asal Bandung, Jawa Barat ini
telah menciptakan sekitar 200 game online. Andrew P. Budianto, salah
satu pendiri Agate Studio, mengatakan, awalnya mereka membuat game untuk
dijual ke portal-portal luar negeri, seperti Amerika Serikat dan
Inggris.
Namun, Andrew dan teman-temannya memutuskan mengembangkan portal game
sendiri yang dapat diakses di seluruh dunia. Tahun 2010, Agate Studio
membuat portal game online pertamanya, yaitu www.footballsaga.com. Ini
merupakan simulasi game sepak bola.
“Saat ini, sudah ada 300.000 user yang terdaftar di footballsaga,”
klaim Andrew. Seiring berjalannya waktu, Agate terus berkembang. Ini
terbukti dari bertambahnya para pekerja Agate, yang sebelumnya hanya 18
orang kini menjadi 65 orang.
“Jumlah ini terus bertambah seiring dengan pengembangan game yang
akan kami buat,” ujar Andrew. Agate sendiri tidak hanya mengembangkan
game untuk hiburan, namun juga melayani jasa pembuatan game untuk iklan
beberapa mereka yang ada. Antara lain, ia pernah membuat game iklan
untuk es krim Walls Cornetto, Ford Fiesta, Hi Lo, dan Hidro Coco.
Sementara beberapa game yang sudah diproduksi antara lain Timeless
Advanture, Amazing Journey, Omega Crisis, dan masih banyak lagi. Selain
game online yang menggunakan platform komputer, Agate juga menciptakan
game online yang dapat dimainkan menggunakan smartphone.
Dari sini, Agate dapat meraup omzet hingga ratusan juta rupiah
perbulannya. Omzet tersebut diperoleh dari penjualan barang berwujud
digital, seperti sepatu, energi, dan lain-lain yang digunakan untuk
perlengkapan bermain game online. Harga yang dijual berkisar Rp 5.000–Rp
50.000.
Selain dari penjualan barang digital, Agate juga mengantongi
pendapatan dari jasa pembuatan game iklan pada beberapa brand. “Selain
itu ada juga dari kerjasama brand yang mendukung game tersebut,” jelas
Andrew.
Ia mengaku, tertarik berkecimpung di dunia ini karena ingin
menciptakan permainan yang nantinya akan dikenal sebagai game developer
lokal. Pria lulusan Institut Teknologi Bandung ini bilang, peluang
bisnis game di Indonesia sangat besar karena pemainnya masih jarang.
Namun, banyak hal yang harus dipelajari untuk menjadi game developer.
Apalagi tidak banyak perguruan di Indonesia yang fokus mengajarkan
pemograman khusus game ini. “Jurusan IT di perguruan banyak, tapi untuk
fokus belajar sebagai programmer game atau animasi itu masih jarang,”
kata Andrew.
Pengembang game lokal lainnya adalah Dennis Adriansyah Ganda, pemilik
Amagine Interactive. Pria 29 tahun ini berhasil membuat 13 game
berbasis Android. Beberapa game karyanya yang banyak diunduh adalah
Poconggg in Pocong Terbang, Muke Gile Marker, Mbaktin Ekstrak Kulit
Manggis, dan Sakitnya Dimana: Disini.
Pria asal Yogyakarta ini sudah membuka usahanya sejak tahun 2011.
Usahanya sempat tutup lantaran fokus kuliah. “Baru tahun 2013 kembali
fokus,” ujar lulusan Teknologi Informatika di Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta ini.
Meski baru menjajal dunia game, jenis permainannya cukup disukai
konsumen. Hingga saat ini, ada sekitar 150.000 orang yang mengunduh game
miliknya. “Saya awalnya pemain game dan akhirnya terinspirasi membuat
bisnis ini,” katanya
Sumber : http://www.seputarukm.com/bisnis-game-online-tidak-main-main/
0 comments