Siapa bilang industri game hanya digarap oleh pria dan untuk pria saja? Sebagai founder dari Studio Selamat Pagi, sebuah startup yang bermarkas di Surabaya Digital Valley dan bergerak dalam industri pengembangan game, Imaniar Ramadhani membuktikan bahwa wanita bisa berkarya di industri ini. Yang dibutuhkan adalah keberanian untuk mencoba dan konsistensi. Suatu sore, Imaniar membagi ceritanya mendirikan Studio Selamat Pagi kepada tim Mebiso di sebuah bangku taman Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
Halo mbak Imaniar, bisa diceritakan tentang Studio Selamat Pagi?
Kita adalah sebuah studio yang bergerak dalam bidang pengembangan aplikasi. Bukan hanya game, tapi juga ada produk lain seperti interaktif untuk pendidikan dan aplikasi untuk memudahkan pekerjaan sehari-hari. Namun fokus kita saat ini adalah pengembangan game mobile.
Contoh produk yang sudah dihasilkan?
Kita ada 2 judul game Android yang saat ini bisa diakses langsung oleh masyarakat. Yang satu adalah Zoo Detective, dan satunya lagi baru kita luncurkan, namanya Berangkat Street Food. Dua-duanya dirilis dalam platform Android dan bisa diakses secara gratis di Google Playstore. Teman-teman bisa kunjungi halaman Google Playstore Studio Selamat Pagi untuk mendapatkannya.
Kalau ngomong soal revenue, dari mana sumber revenue bagi seorang game developer?
Sejauh ini ada 2. Pertama adalah ketika dia memutuskan untuk menjual langsung. Sedangkan yang kedua didapatkan dari iklan yang dipasang di halaman mereka, misalnya admob. Sejauh ini saya mengandalkan pakai Ads. Karena kalau pakai model berbayar terbukti cukup susah, industrinya terlalu rapat.
Apa rencana Studio Selamat Pagi di masa depan?
Sampai akhir tahun 2013, fokus kita masih soal membangun portofolio. Karena kita mempertimbangkan opsi untuk bergerak ke B2B (Business to Business). Industri bisnis akhirnya sudah mulai membuka diri terhadap dunia game sebagai media branding. Contohnya banyak kita temukan merek beverage yang memanfaatkan game untuk menjaring customer. Kita mau coba ambil pasar ini. Jika nanti sudah berjalan, mungkin di beberapa tahun kemudian kami akan mencoba jadi publisher yang tidak sekedar memasarkan game buatan kami sendiri, tetapi juga game dari studio-studio lain.
Cita-cita jangka panjangnya jelas sekali ya mbak. Kalau ngomong soal awal pendirian, idenya datang dari mana mbak?
Semuanya berawal dari coba-coba. Saya pun sebelumnya belum pernah mengerjakan proyek-proyek yang berhubungan dengan game komersil. Di akhir tahun 2011, ada sebuah proyek yang ditawarkan ke saya dari seorang teman yang tidak bisa menghandle pekerjaannya. Setelah saya terima dan saya coba, ternyata hasilnya oke. Pasarnya memang ceruk, tapi masih bisa dimasuki. Makanya akhirnya saya memutuskan untuk komitmen kesini melalui Studio Selamat Pagi.
Apa yang menjadi pembeda Studio Selamat Pagi dengan developer lain dengan konsep serupa?
Kita inginnya setiap aplikasi bikinan Studio Selamat Pagi selalu membawa muatan ciri khas Indonesia. Kita bawa lokal konten. Jadi bolehlah kita berkeinginan untuk membangun RPG yang kompleks luar biasa. Tapi kalau bisa, kita ingin memasukkan nilai Indonesia di dalamnya.
Prestasi terbaik yang pernah diraih Studio Selamat Pagi?
Kita belum pernah ikut kompetisi jadi saya masih belum bisa menceritakan apa-apa. Namun bagi saya sendiri, kita bisa launching sebuah produk dan bertahan selama 1 tahun itu merupakan prestasi yang bisa disyukuri. Saat ini Studio Selamat Pagi masih under inkubasi bisnis ITS. Perjalanan kita masih jauh, kita masih bisa banyak berkembang.
Pengalaman paling berkesan selama berkecimpung di Industri ini?
Karena Studio Selamat Pagi masih dalam tahap startup dan saya masih belajar, maka up dan down pasti sering sekali terjadi. Kebetulan saat ini kita masih tahap persiapan. Kita mencoba untuk melihat pasar dan bagaimana penerimaan orang terhadap industri game.
Bagaimana hasilnya, apa pandangan anda tentang industri pasar sekarang?
Pasar masih masih perlu banyak edukasi. Kita masih perlu upaya penetrasi yang luar biasa. Sekarang kondisinya masih susah untuk memberikan best deal atau penawaran terbaik. Industri game masih belum sepopuler industri-industri lain sehingga banyak orang yang masih berpikir bahwa harga yang ditawarkan tidak worthed, kok mahal sekali. Padahal tidak seperti itu. Meskipun kerja kita tidak pakai bahan-bahan yang fisik seperti industri makanan, namun cost yang diperlukan juga besar, seimbang dengan man power yang dibutuhkan.
Kesadaran market terhadap industri game sekarang masih rendah. Bagaimana bisnis Anda mengubahnya?
Sekarang gme-game edukasi sedang gencar sekali. Banyak sekolah yang menggunakan media game edukasi sebagai pendamping materi dari buku pelajaran. Inilah celah yang sekarang sedang kita upayakan. Karena kalau kita bisa berjaya disini, maka kita bisa jadikan bukti bahwa game tidak sekedar untuk media hiburan saja, tetapi bisa untuk fungsi lainnya. Salah satunya adalah media iklan seperti yang sudah terjadi di Amerika Serikat dan Inggris.
Kalau dari segi internal, selain pasar, tantangan apa yang saat ini sedang Anda hadapi?
Ada sebuah tantangan yang seringkali dihadapi startup dan industri yang sudah besar. Yaitu bagaimana manage dan membentuk tim yang solid. Karena sebagai startup, revenue yang tidak terasa seringkali membuat teman-teman kita berpikir bahwa belum tentu dia bisa survive bersama kita. Yang awalnya satu visi pun pasti akan berpikir bahwa dia juga punya kebutuhan yang harus dipenuhi. Sebagai manusia, saya maklum. Karena itulah kita coba untuk merangkul mereka untuk jalan sama-sama.
Keterampilan yang paling dibutuhkan untuk suskes di bidang ini?
Menurut saya adalah konsistensi dan disiplin. Banyak teman-teman saya punya skill desain dan marketing yang luar biasa. Pertanyaannya adalah kenapa mereka bisa timbul tenggelam? Setelah berkarya satu kali, kemudian mereka hilang. Menurut saya, jawabannya adalah konsistensi. Jadi jangan sampai kita cuma berkarya ketika dapat klien gede satu kali saja, kemudian drop ketika nggak dapat revenue.
Latar belakang pendidikan Anda?
Saya lulusan program DKV Despro ITS Surabaya.
Bagaimana awalnya Anda masuk startup?
Sejak SD, saya sering bikin prakarya yang kemudian dijual. Sama seperti sekarang. Saya bikin prakarya kemudian dijual. Mungkin secara tidak sadar, tapi seperti itulah nature saya. Setelah beberapa kali mencoba, saya menemukan peluang di industri game. Pemainnya belum banyak, dan saya berani berikan janji kalau apa yang saya deliver akan lebih baik dari yang sudah ada. Saya yakin Studio Selamat Pagi bisa memberikan yang lebih baik untuk konsumen.
Apa pengorbanan terbesar yang Anda berikan untuk Startup Anda?
Seperti halnya founder lain, kami mengabaikan tawaran-tawaran pekerjaan lain yang mungkin di bayangan orang lain terasa lebih menggiurkan. Misalnya jadi pegawai negeri dan BUMN. Tapi karena saya masih penasaran di sini, saya ingin buktikan kalau saya bisa sukses dengan startup saya. Meskipun bisa dibilang saat ini kita masih ‘puasa’. Memang sudah umum kalau tahun pertama dan kedua, startup masih harus puasa dulu.
Berapa lama Anda kuat berpuasa :-)
Saya akan coba dulu selama 3 tahun. Kalau 3 tahun tidak ada perubahan, maka kesalahannya sudah pasti ada di saya. Saya akan ganti core bisnis. Mungkin saat itu saya akan break sejenak. Sedangkan kalau berhenti bisnis, saya tidak akan berhenti bisnis. Feelingnya sudah dapet banget di sini. Ilmu yang saya dapatkan sambil jalan ada banyak sekali. Jadi sayang sekali kalau ditinggalkan.
Siapa tokoh yang jadi inspirasi Anda?
Di luar kewirausahaan, tokoh inspirasi saya adalah Agnes Monica. Ketika dia bilang ingin go internasional, publik ramai-ramai mencemooh dia. Mereka bilang sejak kapan kamu sudah bilang go internasional, tapi sekarang masih gini-gini saja. Sekarang dia buktikan kalau dia bisa. Dan bagi saya, skill Agnes ada jauh di atas rata-rata performer seusianya. Dari Agnes, saya mendapatkan arti pentingnya sebuah konsistensi untuk bekerja keras. Kita bisa kalau kita punya kemauan. Dream, believe, make it happen.
Pendapat Anda tentang kondisi startup di Indonesia?
Startup di Indonesia itu kalau dibilang sedikit, nggak. Banyak banget. Karena kita sudah memiliki kesadaran yang besar untuk berwirausaha.
“Fenomenanya adalah sekian banyaknya startup di Indonesia, pergerakannya masih sendiri-sendiri. Istilahnya sporadis.”
Padahal kalau bersatu, saya yakin startup di Indonesia itu kuat. Jadi lebih baik kalau sesama Startup kita berkomunitas dan bertukar pikiran. Dengan begitu, kita punya semakin banyak referensi. Kita bisa saling menguatkan dan saling bersinergi.
Apa saran terbaik yang bisa diberikan mbak Imaniar untuk teman-teman startup yang saat ini sama-sama masih berjuang di bidang ini?
Jangan menyerah. Itu syarat mutlak bagi sebuah startup. Kita bisa mempelajari ratusan ilmu lain yang diperlukan startup kita, namun konsistensi itu datangnya dari hati. Selain itu jangan menutup diri. Seperti yang saya sampaikan bahwa startup di Indonesia harus banyak bersinergi, maka kita sebagai pemilik Startup perlu banget untuk mendapatkan inputan dari luar. Jangan sampai ketika krisis barulah kita terbuka.
Sumber : http://mebiso.com/bagaimana-imaniar-ramadhani-mendirikan-startup-game-developer-studio-selamat-pagi/
0 comments